Sedih...!! Janda Miskin Bersama Dua Anak Gadis Tinggal Di Gubuk Dengan Kondisi Memprihatinkan dan Butuh Uluran Tangan
Koordinator KPAYD bersama Ketua KPAYD dan Komunitas Pijay Gleh dan Ijti Mengunjungi Rumah Sdri Ti Halimah (Janda Miskin bersama 2 orang anaknya) tinggal di Rumah berukuran 3x5 di Gampong Reudeup Kec. Panteraja Kab. Pidie Jaya
Pidie Jaya -Salah Seorang Janda Miskin bertiga dengan anak gadis nya terpaksa harus tinggal di gubuk ber ukuran tiga kali lima meter rumah reot bantuan dari warga setempat.
Ti Halimah (50) janda miskin warga Desa Reudep, Kecamatan Pante Raja, Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, sudah bertahun - tahun tinggal di rumah tak layak huni bertiga dengan anak gadis nya yang sudah putus sekolah.
Menurut Ti Halimah bahwa dirinya bersama dua anak gadis nya ini sudah bertahun tahun tinggal di rumah tak layak huni dengan kondisi kehidupan sehari hari hanya dari belas kasihan orang lain dan tentangga.
Sejak suami sudah meninggal sekitar lima tahun lalu kondisi kehidupan Meraka tak jelas sehari hari, sebelum nya mereka menyewa rumah milik orang lain, harga sewa lima ratus ribu di karenakan tak memiliki kebun.
Namun kini dia di bantu oleh warga setempat bernama Muhammad Nasir dengan memberikannya rumah seadanya dengan papan bekas, dan tak memiliki kasur dan lemari baju.
Muhammad Nasir (36) warga yang membantu Ti Halimah ini menyebutkan bahwa diri sedih melihat nasib keluarga tersebut di karenakan tak jelas kehidupannya, makan saja sehari hari tak tentu.
Dua orang anak gadis nya itu bahkan putus sekolah anak pertama nya bernama Wahyuni (21) sedangkan adik nya bernama Mariani (18) mereka dua dua nya putus sekolah sejak Sekolah di Sekolah Dasar (SD) di karenakan tak memiliki biaya.
Lahan rumah yang di duduki saat ini merupakan tanah milik M.Nasir (36) warga desa Reudep, Kecamatan Pante Raja, Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, sudah tinggal selama satu tahun di lokasi ini, mereka tak memiliki pekerjaan, selama ini hanya mengharap belas kasihan orang lain.
Rumah ini bangun dari pohon kepala yang ada di kebun tersebut, atap nya sebagian menguna seng dan sebagian mengunakan daun rumbiah. Sedangkan dinding nya mengunakan papan amik bekas.
Bahkan menjelang lebaran tahun ini kedua anak gadis ini pun belum memiliki baju lebaran seperti hal nya kehidupan orang lain, maka dia berharap kepada para derwan agar sudi nya membantu supaya terlepas dari terpuruk nya perekonomian mereka selama ini.
Kendati, setelah di sambangi oleh sejumlah Komunitas Peduli Anak Yatim dan Dhuafa (KPAYD) dengan menyalurkan bantuan berupa sembako untuk keperluan bulan ramadhan.
Koordinator KPAYD Pidie Jaya, Jhony Rahmad, menyebutkan bahwa di bulan puasa ini mereka terus bergeriyal dengan teman teman yang yang peduli akan nasib para anak yatim dan dhuafa di bulan ramadan dengan program berbagi ceria dan bahagia bersama keluarga kurang mampu.
"Dalam seminggu kita ambil waktu hari Sabtu dan Minggu itu kita akan kunjungi ada sekitar tiga dan empat rumah kaum dhuafa dan anak nyatim, dengan memberikan sembako dan baju lebaran kepada mereka, di karenakan sampai saat ini masih banyak warga kita yang tak mampu belikan baju lebaran buat anak nya," sebut Jhony Rahmad. (Red).
Komentar
Posting Komentar